Monday, April 1, 2019

Hidup KUDUS Bagi Allah


Edisi Minggu 03 Maret, 2019
Bahan Bacaan : Yohanes 17:14-19
Tema               : Hidup KUDUS Bagi Allah
By. H. Jhon Asso


Kekasih-kekasih Kristus.......
Siapa yang tidak tahu ketika orang berkata “cinta sejati”? Dan siapa yang tahu tentang “cinta sejati”?
Kita secara sadar saja, bawasannya bahwa semua orang rata-rata tak tahu menahu secara alam sadar ada ya. Kita tidak mengerti kata “cinta sejati” tentunya, tapi perasaan kita sudah dan sedang lalui cita saya sejati atau tidak melalui proses hidup dan komunikasi. Ketika ada hal internal yang tidak saling menghargai antara suami istri bahkan dalam perpacaran, itu sudah nyata bahwa bukan lagi katigori “cinta sejati melainkan cinta palsu”. Tetapi sebaliknya, ada saling memaafkan, saling menghargai, saling terbuka atas semua kenyataan itu berarti “cinta sejati sedang berlangsung dan berakar”.
Kekasih-kekasih Kristus.......
Baru-baru ini kita tahu tentang ceritra si Dono yang ramai ditajang di Tv-Tv bahwa Dono bersama Istrinya Kusnawti putus komunikasi selama tiga tahun di karenakan dono mengalami serangan diare dan sedangkan istrinya serangan kangker paju dara. Ditengah-tengah jatu bangun komunikasi itu, Dono dengan hati yang tulus menyadiri bahwa ibu Titi Kusmawardhani adalah istrinya. Termasuk Kic Andy pun dipertanyakan hal ini tetapi Dono hanya senyum dan tidak dipersoalkan apa yang terjadi selama tiga tahun ketika komunikasi putus tetapi dengan senyuman yang rama mengatakan dia istriku.
Sodaraku, kira-kira ini sebuah ketulusan? atau sebuah kepalsuan?
Sodara..., ini adalah sebuah ketulusan bukan sebuah kepalsuan.
Jadi berbicara tentang KUDUS dalam tema hari ini adalah hagoasmos yang artinya menjadikan kudus, menabihskan, memisahkan dari dunia dan dijauhkan dari dosa supa kita dapat mempunyai persekutuan  yang erat dengan Allah dan melayani Dia dengan sukacita. Oleh karena itu;
1.      Kuduskan mereka dalam kebenaran. (Yoh. 17: 14-17)
“menguduskan” artinya menjadi kudus atau mengasingkan. Pada malam sebelum disalibkan Yesus berdoa supaya umat-Nya menjadi kudus, terpisa dari dunia dan dosa dalam maksud melayani dan menyembah Allah. Mereka harus terpisah dan dekat dengan Allah. Hidup bagi Allah dan meneladani Allah. Penguduasan ini tercapai melalui pengabdian kepada kebenaran yang dinyatakankepada mereka oleh Roh Kebenaran itu.
(1 Petrus 2:9-10), (9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (10) kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (Ulangan 33:1) Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada orang Israel sebelum ia mati.

1.      Aku menguduskan diri-Ku. (Ay. 18-19)
Yesus menguduskan diri-Nya dengan memisakan diri untuk melakukan kehendak Allah, yaitu mati di kayu salib. Yesus menderita diatas kayu salib supaya para pengikutnya dapat dipisahkan dari dunia dan diasingkan bagi Allah.
Artinya bahwa kita yang sudah menerima Kristus adalah sudah dimerdekakan oleh kematian Yesus sendiri diatas kayu salib maka setiap anak-anak Allah adala milik takta kerajaan-Nya.

Kekasih-kekasih Kristus.......
Ingat bahwa hagiasmos atau pengudusan, manusia tentunya tidak luput dari berbagai problema tentunya. Kita diganjari dengan berbagai tipu musliat tetapi kemurahan Allah selalu menganugrahi setiap anak-anak-Nya.

(1 Petrus 1:2) “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.

Jadi kekasi-kekasiku... mari kita buang perilaku yang jauh dari pada yang diinginkan oleh Allah. Belajarlah untuk selalu memelihara panggilan Allah sebab kita ini adalah orang-orang pilihan dan orang-orang tebusan didalam Yesus Kristus.
Membiasakan diri untuk untuk selalu aktif beribadah, aktif bersaksi, aktif bersekutu, aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sakramen (pembabtisan kudus, perjamuan kudus, pernikahan kudus dls) sebagai ikatan kita dengan Allah agar iman kita terus bertumbuh besar dan pemeliharaan kekudusan atau kedekatan dengan Allah selalu terjalin dekat selalu.
Amin

No comments:

Post a Comment