Wednesday, August 4, 2021

Hidup Adalah Belajar

Belajar itu mahal, karena ilmu pengetahuan tentang pengenalan dunia itu mahal. Apalagi para ilmuwan yang belit akan berbagi sebagai upaya kecerdasan bangsa secara bersama.

Saya bersyukur dengan kesempatan ini telah banyak belajar dari mereka, melalui kegiatan Webiner Summer School di okumenika Perhimpunan Perguruan Tinggi di Indonesia, dengan 3 SKS perkuliahan. 

Dalam kesempatan pertemuan ini kami telah dipertemukan para pelayan-pelayan TUHAN hebat yang ada di Indonesia, India dan Korea. Kami banyak diberi kesempatan untuk berdiskusi, berbagai pengalaman antar didominasi sinode, gereja, kurikulum STT/STFT masing-masing. Cukup memperkaya dan memperkuat dalam memikirkan tentang perlindungan, pengawasan, dan pemeliharaan atas ciptaan-Nya bahwa tidak saja untuk manusia semata sebagai superior, melainkan lingkungan juga bagian dari kebesaran Allah.

Dari banyak yang kami sudah dapat, dan akan dapat lagi beberapa hari ke depan, momentum pertemuan ini hal yang pertama dan terutama yang saya dapat dari Pastor Prof. Dr. Michael Norhcott adalah bagimana ia menunjukan kesederhanaannya. Pertemuan pada "opening cremonny", pada hari Senin lalu, beliau hadir pada rumah beratap dedaunan dan pada diskusi hari ini dalam kelas gabung di ruang yang paling sederhana pula. Saya tidak tahu entah kenapa, tetapi mengambil hikmah bahwa sekalipun Profesor, tetapi cukup menunjukan kesederhanaannya. Beliau sangat lembut dan santai. 

Yang ke dua belajar dari Rev. Dr. Wati Longchar, tentang penyangkalan diri tanpa mengenal status sosial dan uraian mengenai gerakan perdamaian terhadap ciptaan sebagai wujud dari semangat sosok Yesus, dimana Ia mengajar pakaian cukup untuk pakai sehari, menolong orang sakit dengan kelembutan, memberi makan kepada orang yang lapar dan sebagainya. Beliau sempat menegaskan bahwa misi PI tidak cukup dengan Kristenisasi, melainkan gereja harus hadir di tengah masyarakat dan ikut serta bergumul tentang apa yang mereka bergumul, sebagai wujud dari pada garam dan terang dunia.

Jadi dari pendidikan ini yang di harapkan adalah, bukan saja manusia yang superiar dengan dali manusia gambar dan rupa Allah, tetapi manusia sebagai superior perlu memahami pemeliharaan lingkungan. Kita selamatkan bumi, maka kita juga selamatkan manusia yang ada dipermukaan bumi.

Gereja perlu andil dalam upaya pelestarian lingkungan, hutan, laut, air oleh kapitalis. Perlu kontrol eksploitasi hutan, laut, dan menghindari pencemaran lingkungan oleh sampah plastik, agar tidak mengalami krisis air, hutan, ikan dan sebagainya.

"Kita selamatkan lingkungan, maka kita selamatkan manusia dan sudah beribadah" 

By. Admin

No comments:

Post a Comment