Friday, September 10, 2021

Konferensi Penginjil Klasis Baliem Yalimo Tahun 1974

 


Oleh: Pdt. Herman Saud, M.Th

Sekitar bulan April tahun 1974, kami mengadakan Konferensi Penginjil Klasis Baliem Yalimo di Apahapsili, Pos Pekabaran Injil GKI di Tanah Papua. Pos Apahapsili terletak dekat Elelim, Kabupaten Yalimo. Di Kampung Apahapsili inilah saudara Japi.B. Rumbrar, mantan Bendahara Sinode GKI dan Pdt.Dorkas Mansawan mengenyam pendikan Dasar mereka di SD YPK yang Kepalanya Sekolahnya adalah ayah dari saudara Japi B. Rumbrar dan saudari Hermin Rumbrar, pimpinan P3W GKI Padang Bulan sekarang. Ayah dari Pdt. Dorkas Mansawan ketika Konferensi itu menjadi Pimpinan Pos PI Apahapsili. Di dalam Konferensi Penginjil itu ada sisi Penelaahan Alkitab (PA). Kami para peserta Konferensi dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Penginjil Stef Menufandu mengusulkan supaya para Pendeta punya kelompok sendiri. Jangan bergabung dengan kelompok para Penginjil, Guru Jemaat, tenaga Tukang dan isteri2 mereka, nanti para Pendeta menguasai pembicaraan dan para peserta yang lain tidak berani berbicara. Usul yang sangat bijaksana. Kelompok para Pendeta ditambah Bapak Bupati Jayawijaya, Bapak Andreas Karma, ayah dari Yopi dan Pdt.Klasina Karma berkumpul di rumah Pdt.Helmut Benz. Ketua kelompok adalah Pdt.Alex Womsiwor dari Pos PI Kurima dan Sekretaris adalah Pdt.Adam Roth dari Pos PI Panggema. Kelompok para Pdt berjumlah 8 orang, tiga Pdt.Jerman, yaitu Pdt.Helmut Benz dari Pos PI Apahapsili, Pdt.Adam Roth dari Pos PI Panggema dan Pdt.Klaus Reuter (alm) dari Pos PI Angguruk, empat Pdt Papua tambah Bapak Bupati Karma menjadi 5 orang. Keempat Pendeta Papua adalah Pdt.Frans Mambrasar alm. (Ketua Klasis) dari Wamena, Pdt.Pinehas Sawen alm.(Sekr. Klasis) dari Pos PI Pronggoli, Pdt.Alex Womsiwor dari Pos PI Kurima dan saya (Hermann Saud) dari Jemaat GKI Betlehem Wamena. Ketika Ketua kelompok Pdt.Alex Womsiwor membuka rapat kelompok dan menjelaskan mekanisme pembahasan, diinterupsi oleh Pdt.Helmut Bentz dan mengatakan, "kita Pdt sudah berbicara banyak tentang Alkitab, jadi mari kita gunakan kesempatan ini, kebetulan bapak Bupati ada, untuk berbicara tentang bagaimana jalan Wamena - Jayapura di buka" .Beliau menekankan bahwa membuka dan mengerjakan jalan darat Wamena - Jayapura sama sekali tidak terlalu sulit. Sebetulnya mudah saja. Asal ada perhitungan biaya yang realistis dan dananya dimanfaatkan secara bertanggung jawab tanpa korupsi, maka pekerjaan jalan darat Wamena - Jayapura bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Beliau membuat perbandingan dengan jalan2 Raya dan jalan Kereta Api di Jerman Selatan, di Swiss dan di Austria dengan sungai Rhein yang besar dan gunung2 batu yang tinggi dan terjal, tetapi bisa dikerjakan. Dengan jalan darat harga jauh lebih murah dan lebih memudahkan pembangunan dan pelayanan masyarakat. Bapak Bupati menjelaskan tentang kesulitan yang mereka hadapi sebagai Pemerintah daerah, karena Pemerintah selalu bergantung kepada kebijakan Pemerintah Pusat. Banyak hal penting dan perioritas diusulkan, namun selalu ditolak Pemerintah Pusat. Sesudah Konferensi itu, sekitar bulan Mei atau Juni tahun 1974, saya tidak ingat dgn baik lagi, Bapak Bupati mengundang para Misionaris di seluruh Jayawijaya hadir dan mensharing pengalaman kerja dan masalah2 yang dihadapi di tempat kerja mereka masing2. Datang giliran dari Pdt.Helmut Benz dari Pos PI Apahapsili, beliau berkata dengan sangat singkat kepada Bapak Bupati Karma bahwa, keadaan kami di Apahapsili dan sekitarnya baik-baik. Saya minta Bapak Bupati, supaya memperpendek administrasi di kantor-kantor dan kita memperpanjang Jalan Wamena Jayapura. Dorongan Pdt.Helmut Benz itu menggugah hati Bapak Bupati Karma, maka beliau langsung melakukan expedisi berjalan kaki dari Wamena ke Jayapura selama 1 bulan lebih. Expedisi itu sekaligus merupakan penelitian untuk nantinya dibuka jalan Wamena - Jayapura. Saya tidak kapan Jalan Wamena - Jayapura mulai dikerjakan. Yang saya ingat, ketika masa pemerintahan Gubernur Jaap Salosa, jl. Wamena atau Jayapura dikerjakan, dari arah Jayapura melalui Keerom, Senggih, Benawa dst. dan arah Wamena melalui Pass Valley - Elelim - Mambramo dst. Sesudah Jaap Salosa, pekerjaan jalan itu diteruskan oleh Gubernur berikutnya, yakni Gubernur Baas Suebu dan Gubernur Lukas Enembe menyelesaikan, sehingga kini mobil bisa dari Jayapura ke Wamena dan sebaliknya. Saya sengaja mengangkat ceritera untuk menyampaikan dua pesan kepada kita semua. Pertama, bahwa rapat2 gereja jangan terlalu fokus kepada soal2 intern gereja saja. Bahkan selalu berputar-putar pada kesaksian Alkitab ansich. Tetapi harus terbuka terhadap dunia di mana manusia hidup, bergumul, butuh dan harapkan. Ingat bahwa Alkitab ditulis orang2 Israel (Yahudi) tidak hanya utk menjawab kebutuhan rohani yang fokus pada relasi manusia dengan TUHAN, tetapi juga untuk kebutuhan jasmani yang fokus kepada relasi manusia. Termasuk di dalamnya kebutuhan sosial ekonomi, sosial politik, sosial budaya dan lain-lain. Bangsa Israel selain menjadi pilihan, sekaligus menjadi bangsa pilihan Allah. Kemajuan bangsa Israel terletak dari pemahaman mereka tentang Alkitab. Demikianpun bangsa Eropa, bahwa kemajuan mereka terletak pemahaman mereka tentang Alkitab yang ditafsirkan secara bebas. Kedua, bahwa setiap pekerjaan mesti ada yang memulai merintis dan ada yang melanjutkan membangun, menuntaskan dan ada yang memelihara dan membina. Tidak ada pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang tanpa proses. Setiap pekerjaan ada proses. Tentang Jalan Wamena - Jayapura dan sebaliknya, tidak bisa lupa, bahwa ide itu mulai dibicarakan pada saat penelaan Alkitab. Dari anggota kelompok PA yang kecil menerjemahkan dalam tindakan nyata melalui kewenangan yang dipercayakan kepadanya, baik oleh Tuhan maupun oleh masyarakat. Karena itu pemakai Jalan Wamena - Jayapura sekarang jangan lupa Bapak Andreas Karma, mantan Bupati Wamena. Kalau tidak berlebihan, saya menyarankan kepada Bapak Gubernur Lukas Enembe dan Anggota DPRP baik di Provinsi maupun Kabupaten2 dan Kota untuk memberi Jalan Jayapura-Wamena, JALAN ANDREAS KARMA. Itulah penghargaan kita kepada Bapak Andreas Karma sebagai Perintis Pembangunan Jalan Wamena Jayapura. Semoga.

 Tanah Papua

No comments:

Post a Comment