Friday, July 11, 2025

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PROGRAM DAN KEUANGAN TRIWULAN DUA SE WILAYAH XII, DI KLASIS GKI WINDESI

Foto bersama Bupati, Wakil Bupati, BPS Wilayah XII dan Pimpinan Klasis Wilayah XII


Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program dan Keuangan triwulan II BPK dan BPPG  se Wilayah XII, di Klasis GKI Windesi tanggal 10-11 Juli 2025, kegiatannya dibuka langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Teluk Wondama bersama dengan BPS Wilayah XII Pdt. Rosalie Wamafma, M.Mis, bahwa gereja tidak berjalan sendirian, demikian pemerintah. Kita berjalan bersama-sama, bahu membahu membangun negeri ini dari kota sampai ke kampung-kampung demi kemuliaan nama Tuhan. 


Demikian halnya dalam sambutan Bupati menghimbau untuk kita bekerja bersama-sama, terutama sebagai tuan dan nyonya dalam perayaan satu abad 𝘋𝘰𝘮𝘪𝘯𝘦 Izaak Samuel Kijne tgl 25 Oktober 2025, bahwa Kalsis-klasis GKI Wilayah XII adalah tuan rumah. 


Foto dalam ruang Rapat Koordinasi dan Evaluasi

Dengan adanya kegiatan Rapat Koordinasi dan Evaluasi program, yang diharapkan oleh Badan Pekerja Sinode Wilayah XII, agar kita saling koordinasi satu sama yang lain untuk maju bersama-sama demi kemuliaan Tuhan, karena kita sekalian diberi tanggung jawab untuk mengawasi ajaran sesuai standar Alkitab dan Tata Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. 


Foto kegiatan pelatihan aplikasi SAPDA, 10/07/2025


Kegiatan Rapat Koordinasi dan Evaluasi diawali dengan pelatihan aplikasi SAPDA dalam upaya transparansi dan pengawasan keuangan gereja yang baik.  Kegiatan ini disertakan BPPG dan Bendahara-bendahara se Wilayah XII, 6 Klasis pada tgl 10/07/2025 di salah satu pondok gereja. 


Dari kegiatan-kegiatan ini yang dapat diharapkan adalah kerja keras dan keseriusan. Untuk itu semua program dalam rancangan ada matematik yang baik, terukur sesuai dengan keuangan dalam Klasis. Demikian juga yang di harapkan BPPG Wilayah XII. 


By. H. Jhon Asso

Wednesday, March 13, 2024

𝐌𝐀𝐒𝐘𝐀𝐑𝐀𝐊𝐀𝐓 𝐀𝐃𝐀 𝐃𝐈𝐋𝐔𝐀𝐑 𝐊𝐄𝐒𝐀𝐃𝐀𝐑𝐀𝐍 𝐃𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐇𝐈𝐋𝐀𝐍𝐆𝐍𝐘𝐀 𝐀𝐊𝐀𝐋 𝐒𝐄𝐇𝐀𝐓

𝘍𝘰𝘵𝘰 𝘙𝘚𝘜𝘋 𝘞𝘢𝘮𝘦𝘯𝘢 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘚𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘴𝘶𝘬, 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘴𝘢 12 𝘔𝘢𝘳𝘦𝘵 2024






Opini Pastoral

By. 𝘏. 𝘑𝘩𝘰𝘯 𝘈𝘴𝘴𝘰

Masyarakat di Indonesia pada umumnya dan Papua pada khususnya ada diluar kontrol atau kesadaran nilai etik. Hal ini disebabkan kurangnya pengembalaan tetapi figur-figur yang tidak bermoral dan tidak beretik di lingkungan masyarakat, bahkan penegakan hukum dan kesadaran hukum bagi masyarakat yang lemah. 

Masyarakat di Indonesia dan Papua pada khususnya hari ini hidup diluar kendali, tidak beretika, tidak bermoral dan tidak ber Tuhan, arogan dan angku yang menyebabkan kejahatan di mana-mana (sangat iranis). Masyarakat benar-benar dikuasai oleh kejahatan dan bagi gereja bisa dikatakan bahwa masyarakat dikuasai setan. Dalam hal makan, jabatan, pangkat, dihasut sana sini sampai kekeluargaan semakin jauh semakin memisahkan, bunuh membunuh. 

Maka dengan itu, kini perlu ada kesadaran seluruh elemen masyarakat, memerlukan figur-figur yang bisa membawa dampak pada perubahan moral, spiritual dan pembangunan yang berkelanjutan. 

Perlu melahirkan figur-figur karismatik yang memiliki hati untuk melayani, ada soal bisa mencari jalan keluar, bukan menciptakan kerusuhan atau penindasan dalam kapasitas kekuasaan, tapi yang memerlukan kekeluargaan dan harmonisasi. Pemimpin yang bisa mencintai hak asasi manusia (HAM), lingkungan hidup, dan sebagainya.

Sebab kita suka rusu hanya karena politik praktis, jabatan dan pangkat, apa lagi hanya karena mabuk, mabuk dan mabuk adalah merusak moralitas, kesehatan, citra keluarga, lingkungan yang berdampak kerusuhan. Mabuk tidak memberi kita untung, justru membunuh secara kesehatan fisik maupun mental. Seringkali kita tahu tapi tidak sadar diri, lalu orang normal ambil pusing, ini ane disini tapi nyata.

Contoh kasus tgl 12/03 kemarin di Wamena dan hari ini masih berlanjut antara akibat mabuk korban luka 1 orang dan yang korban meninggal 1 orang, sampai masyarakat Yahukimo Distrik Ukha dan Lanijaya memicu konflik horizontal sampai tadinya satu dalam keadaan luka-luka kritis menjadi ancaman dan menghabisi nyawa di IGD RSUD Wamena sementara berobat kemarin sore. Akhirnya, keduanya menjadi korban nyawa dan sayang sekali adalah keluarga yang dicintai telah ditingalkan begitu sia-sia. 

Mata, pikiran dan hati masyarakat benar-benar dirasuki oleh setan, sehingga tidak ada yang mengenal kesadaran. Inilah kehidupan masyarakat Wamena yang diluar dari kesadaran hidup. Kalo bagi gereja sebagai mana Rasul Paulus mengajarkan dalam kitab (1 Tesalonika 5:21-22) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. 

Dalam situasi seperti ini di pihak mana pun, termasuk keamanan tida akan pernah mau ditolong, karena dalam situasi seperti ini masyarakat selalu membabi buta dan pihak kemanan merupakan sasaran korban, pada hal persoalan antar masyarakat, lalu kita selalu suka menyalakan keamanan kalo tidak bisa ditolong, sebab itu adalah tugasnya keamanan, sayangnya siapa yang mau  menerima resiko. Jauh lebih baik adalah orang 𝙔𝙖𝙡𝙞, 𝙃𝙪𝙗𝙡𝙖, 𝙙𝙖𝙣 𝙇𝙖𝙣𝙞 menyadari dan bortobat. 

Saturday, April 9, 2022

"Menjadi Pemuda Yang Pandai Dalam Pelayanan"

Renungan ibadah kunjungan keluarga, melalui program Bidang Kerohanian BP. PPMDMY di Jayapura, edisi Sabtu, 9 April 2022.

Bahan Bacaan: (Yeremia 1: 4-11)

By. Martina Matuan

Editor: Admin

Kredit Foto : Galeri Pemuda Jemaat GPDP Juruselamat Abepantai, Tahun 2021.


Pemuda harus menjadi pemimpin atas bangsanya (Papua) sendiri, sama seperti Yeremia menjadi pemimpin atas bangsa-bangsa di Israel, atas perintah Allah. Yeremia seorang mudah Allah dipilih dan dipakai sebagai pemimpin.

Ketika ditelusuri secara histeografi biografi, Yeremia tidak punya profil pendidikan yang jelas, tetapi Alkitab mencatat bahwa "Yeremia dipanggil dan diutus Allah sebagai Nabi atas bangsa-bangsa.

Kredit Foto: Saat Ibadah Berlangsung Di Kediaman Keluarga Ibu Siani Siep, S.So

Kami semua yang ada dan hadir sebagai anggota PPMDMY memiliki biografi yang jelas. Kami bisa mengurai biografi Pendidikan secara baik dan kami adalah orang-orang belajar dan terpelajar yang diperlukan banyak masyarakat luas. 

Karena itu, apapun pekerjaan, kepercayaan merupakan pekerjaan Tuhan yang harus mensyukuri dan melakukannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab. Maka untuk menjadi pemimpin bangsa diperlukan melibatkan Tuhan didalam diri setiap generasi muda dengan berbagai cara dan ibadah seperti ini adalah salah satunya. Sebab dengan ibadah justru banyak hal yang menjadi bekal atas pengetahuan dan tanpa gentar, dengan berani anda dan saya bisa dapat berdiri kokoh dan memimpinnya.

Jadi, untuk menjadi pemuda yang pandai dalam pelayanan kepemimpinan kepada suatu bangsa, ia memerlukan nilai spritualitas, moralitas, dan intelektualitas yang baik, untuk terpancarkan sinar kebenaran, kebaikan, keadilan, kejujuran dan kesetiaan pada pengabdiannya ditengah bangsa-bangsa di dunia dan khususnya di pemimpin di Papua.

Ingat bahwa anda dan saya adalah pemimpin atas bangsa ini, bangsa Papua. Jadilah leadership yang handel bagi pribadi, kerabat dan bangsa di Tanah Papua. 

God bless you all 🌷😇🙏🏼 

Friday, March 18, 2022

Tema: "GIATLAH SELALU DALAM PEKERJAAN TUHAN"

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH, UNIT MAHASISWA

PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN SUB FAKULTAS TEKNIK

Sekretariat : Jln Kampwolker Perumenas III Kampus Uncen Waena HP +268 13663 46952

Foto bersama seusai ibadah cvitas akademika Fakultas Teknik Tahun Ajaran 2022, di Aula FT


Tema: 

"GIATLAH SELALU DALAM PEKERJAAN TUHAN"

(1Kor. 15:58; Kol. 1:23; dan Mat. 28:19-20)

Sub Tema: 

Melalui Ibadah Civitas Akademika, Fasilitas Teknik Kita Lebih Giat Dalam Pelayanan di Kampus

Oleh: Jhon H. Asso, S.Si Teol

Jayapura, Maret 2022


Tema dan sub tema menunjukkan sebuah keaktifan aktifitas dalam mengisi panggilan pelayanan Tuhan. Panggilan pelayanan Tuhan identik dengan pengabdian diri kepada Tuhan maupun sesama masyarakat dalam persekutuan seperti dilakukan Yesus pada 2000 tahun yang lalu (Luk. 4:18-19). Giat bukan saja pimpinan dalam menata lembaga, tetapi juga mahasiswa dalam disiplin Pendidikan. 

Refrensi-refensi teks Alkitab ini sangat memperkaya dan luar biasa, bahwa BP. UNIT KEGIATAN MAHASISWA, PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN SUB FAKULTAS TEKNIK cukup telaah dan tema maupun sub tema ini merupakan klimaks atau puncak kesimpulan.

Sdr/i….. civitas akademika….

Marilah kita melihat ayat-ayat ((1Kor. 15:58; Kol. 1:23; dan Mat. 28:19-20)) ini secara seksama:

1 Korintus 15:58 (TB)  

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerihpayahmu tidak sia-sia.

Ada petunjuk kematian bagi orang-orang Kristen menurut Rasul Paulus dengan pertolongan hikmat Allah, bahwa ada kematian tubuh yang fana ini, untuk tidak disiah-siahkan semua jeripayah,karena sahabat cvitas akademika tetap berdiri teguh, tanpa goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan! Apapun profesi menjadikannya sebagai pekerjaan Tuhan.

Kolose 1:23 (TB) 

Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak goncangan, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. 

Ayat ini adalah ingin menegaskan bagimana setiap orang Kristen dalam hidup dan karya mengutamakan Tuhan? Paulus dengan cara yang sederhana memperkenalkan dirinya sebagai orang yang mengutamakan pelayanan pekerjaan Tuhan (Filipi 1:21).

Perintah Untuk Memberitakan Injil

Matius 28:16-20 (TB) 

(16) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (17) Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. (18) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Setelah kematian Yesus diatas kayu salib dan kebangkitan-Nya, Ia telah menanggung beban umat tebusan-Nya, dari kematian dan kebangkitan itu telah menampakkan diri di Yerusalem beberapa kali, lalu diperintahkan kepada para murid-Nya untuk ke Galelia, untuk penampakan berikutnya ditengah perhimpunan dan persekutuan, sebagian para murid juga yang meragukannya. Tentunya kita lebih meragukan lagi oleh karena tidak melihat tetapi kita mengimani Yohanes 20:29 (TB)  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Dari teks ini perintahnya, Yesus memerintahkan kepada para murid untuk ke Galelia dengan tujuan ada penampakan diri-Nya disana (Galelia) dan menjumpainya. Mereka semua menaati-Nya, sekalipun ada sebagian juga yang ragu-ragu (16-18). Perintah untuk memuridkan, memjbabtiskan dan menjadikan semua bangsa murid Kristus (ay.19). Setiap orang yang melakukan perintah ini, Allah senantiasa menyertainya sampai kesudahan akhir zaman yang artinya sampai kedatangan Yesus keduakalinya (ay.20).

Sdr/i….. civitas akademika….

Tema hari ini secara topikal mengajarkan kita "selalu ada dalam pekerjaan Tuhan", baik sebagai pimpinan Dekan, Dewan Dosen, Pegawai dan Mahasiswa/Siswi, maka itu adalah menyangkut pengabdian. Dalam ilmu Teologi dikenal dengan "penyangkalan diri" dan bagimana tenggelam dalam pekerjaan pelayanan pemanggilan Tuhan tadi, bukan saja di gereja. Gereja justru mengharapkan adanya gerakan teolog-teolog awam di dalam instansi pemerintah, LSM, Universitas dan sebagainya. Gereja tidak saja bicara Tuhan, tetapi juga tentang keumatan di dunia ini.

Nah…, untuk itu pertanyaannya: bagimana kita menyangkali diri dan mendedikasikan diri kepada gereja dan kepada masyarakat? 

Sdr/i….. civitas akademika….

Kita semua ada sebagai civitas Akademika universitas Cenderawasih fakultas Teknik, dari beberapa ayat-ayat refrensi yang mejadi pilihan ini, dari segala harapan dan pemanggilan Allah sebagai persekutuan Kristen, dalam giatan pelayanan pekerjaan di kampus Universitas Cendrawasih, Fakultas Teknik, kita juga dipanggil untuk menyampaikan kabar baik, kabar sukacita /Eunggelion (Alah Wene/Refo Manseren Byedi) dan memuridkan sebagai atasan (pimpinan dekan) kepada bawahannya (dewan dosen), sebagai dosen kepada para mahasiswa/Siswi. BP. PMK dengan anggotanya. Guna memuridkan sama seperti karakter Kristus, demi mewarnai kehidupan lingkungan cvitas akademika fakultas Teknik di dalam lingkungan Universitas Cendrawasih. Harus ada pemuridan! Ada regenerasi dalam lembagai ini sebagai keluarga besar teknik yang berkarakter Kristus dan memberikan efek positif. Guna berdaya saing dengan fakultas-fakultas lain di lingkungan universitas Cenderawasih yang kami banggakan dan cintai ini. Kiranya Fakultas Teknik lebih giat lagi, lebih maju, dan menjadi relevan dalam pemberdayaan, pembangunan keunggulan SDM di lingkungan Fakultas Teknik.

Biarlah Roh Kudus memampukan kita untuk melakukan perintah-Nya dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun civitas akademika. [Amin]



Monday, February 7, 2022

KUASA YESUS KRISTUS YANG TELAH MEMBEBASKAN KITA

Yohanes 9:1-12

Foto Selfi di pondok seusai perayaan ibadah syukur 5 Februari 2022.


By. H. Jhon Asso

Suasana 5 Februari adalah sesuatu yang luar biasa dan ajaib bagi masyarakat Kristen di Tanah Papua. Ada kebangkitan spirit rohani dan budaya suku bangsa dalam konteksnya masing-masing. Ada kekuatan, ada roh, ada kebebasan kemerdekaan dan keragaman kemajemukan suku bangsa dalam dalam Kristus Yesus.

Dalam sejarah peta dunia mengenai pulau Papua merupakan pulau hunian manusia hitam dan kanimbal. Daerah yang sulit menjangkau oleh manusia dalam pandangan kalimbalism. Pada tanggal 5 Februari adalah merupakan hari yang paling penting,  bagi masyarakat Papua di Papua.
Seusai ibadah 5 Februari HUT PI di Tanah Papua yang ke 167 tahun 1855-2022, adalah dimana orang Papua melihat terang Injil dari tengah-tengah kehidupan kekuatan kuasa kegelapan (Ef. 5:8), semua orang, semua Dedominasi gereja bahkan agama di Tanah Papua hari ini lebih mengedepankan bicara iman dan sorga mati-matian. Berlomba untuk menyunatkan dan kristenisasi, sementara surga di bumi hancur-hancuran. Manakah amanat Agung dalam keteladanan Yesus dalam kitab suci Alkitab maupun nabi Muhammad dalam kitab suci Alquran? Saya menyadari bahwa berhubungan dengan perayaan 5 Februari tidak ada berkaitan dengan agama Islam dan lainnya, tetapi juga menyadari akan kehadiran agama di tengah masyarakat Papua di tanah orang Papua, 5 Februari merupakan awal pintu masuk semua agama asing di Tanah orang Papua. Kita semua masyarakat Papua menghargai dan menghormati kehadiran semua agama adalah membawa kabar sukacita, membawa kedamaian demi kebebasan perbudakan dan ketidak adilan. Nilai-nilai kemanusiaan, moralitas dan spritualitas yang sungguh. Di Tanah orang Papua di Papua dirintis oleh Injil melalui penginjil Ottow dan Gesler, mereka menginjakkan kaki di Tanah orang Papua di Mansinam dengan nama Bapa (Allah), dalam nama Anak (Yesus) dan dalam nama Roh Kudus, merupakan ucapan pentabisan.

Wednesday, January 12, 2022

PERANG SUKU?

 By. Hetang J. Asso

Sumber gambar: telusuran google.

Konsep perang berarti mengenai bagimana menciptakan kelompok lawan dan kelompok teman. Atau menciptakan suatu pertikaian fisik antara kelompok dengan menunjukan kekuatan peralatan perang dan saling membunuh dan mendendam. Istilah dalam bahasa Latin: 'homo homini lupus est', yang berarti "Manusia adalah serigala bagi sesama manusianya" dan begitulah masyarakat kita Hobes dan Freud (Asso, 2019).

Alkitab mencatat dalam kitab Efesus 5:8-10 (TB) "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujila apa yang berkenan kepada Tuhan." 

Menyadari bahwa "perang" bukan baik tetapi juga bukan tidak baik. Dengan cara sederhana adalah kita dapat mampu membedakan yang didorong oleh nats Alkitab diatas: "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan".

Perbedaan masyarakat cukup jelas dengan gesekan perubahan dan bahwa cara berimajinasi orang pada nilai kebaikan dan keadilan dan kebenaran sebagai hal yang hakiki namanya "kemanusiaan".

Faktor perang, kita sementara bermusuhan dengan keluarga, suku/marga, orang lain tidak mengabaikan pula dengan konsep "perang". Tetapi mereka memakai konsep perang dengan satu paradigma baru yang berbeda secara sistematis dan kohesif. Sepertinya dalam dorongan teori konspirasi kolonialisme dan kapitalisme borjuis, baru-baru ini menjadi perang sengit antara Amerika dan Cina dengan istilah "perang dagang". Hal lain dalam karya Joyce Meyer menuliskan "pikiran adalah medan perang, menangkan perang dalam pikiran anda" dan karya ini judul asli: "Battlefield of the Mind" (Meyer, 2010)

Dalam memasuki era baru yang dikenal dengan 4.0 atau "milenial" berarti memasuki era medan prang teknologi dan pencapaian miliaran. Ingat bahwa dunia selalu dinamis. Mengikuti perubahan-perubahan baru untuk mencapai tujuan hidup. Kita harus menjadi garam dan terang bagi manusia sebagai manusia yang mulia. Jangan seperti Hobes dan Freud menggemukan bahwa "manusia adalah serigala bagi sesama manusianya".

Dalam orientasi Yesus, sekalipun banyak musuh yang sedang memusuhinya, justru Ia mengajarkan hal-hal kebaikan walaupun dalam artiannya banyak konter festival. Sepertinya (Mat. 5:39) Ditampar Pipi Kanan, Beri Pipi Kiri. Kristus ingin agar manusia dikendalikan nurani di dalam dirinya, bukan sekadar taat kepada hukum di luar nuraninya. Seperti (Mat. 5:44) "Kasihlah musuhmu dan mendoakan" ini terlepas dari hukum KASIH (Mat. 22:39) "Kasihlah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Walaupun dalam konteks PL (Kel. 21 :31-42) Peraturan tentang jaminan nyawa sesama manusia, hukum yang berlaku zaman itu adalah Mata Ganti Mata Gigi Ganti Gigi (Asso, 2019).

Dengan beberapa sudut kajian secara terbatas ini, pembaca juga perlu memberikan analisis empiris dimana kita mengalami langsung sebagai subjek maupun objek masyarakat. 

Hal lain, penulis ingin sedikit keluar demi stimulisasih pembaca, bahwa dahulu kala orang dikenal big man adalah pria hebat atau orang-orang terdepan di perbagai situasi dan bisa dikatakan termasuk perang (bisa baca Asso dalam jurnal, Desember 2019:18-19). Dengan perkembangan zaman yang begitu drastis, pria hebat atau wanita hebat, orientasi baru adalah ketika menjadi pilot, guru, medical, bupati, gubernur, presiden dan sebagainya.

Dengan demikian dalam berbagai keterbatasan, kesimpulan yang dapat menjadi simpulisasi, kalau perang suku masih terjadi diberbagai kalangan masyarakat, maka kelompok-kelompok masyarakat itu adalah kuping dan tolol. Kehidupan masyarakat di Tanah Papua hari ini adalah bukan lagi kegelapan seperti dulu, kami sudah menjadi merdeka dan hidup pada terang di dalam Tuhan melalui kehadiran Injil (Rom. 1:16-17). Masyarakat di Tanah Papua diancam oleh berbagai faktor dan populasi OAP semakin minoritas. Apa lagi perang suku tumbuh dimana, selesailah kita. Ketika perang suku terjadi pemerintah tidak terlalu agresif dan saya tahu bahwa disitu ada sokong menyokong jadi masyarakat korban dua kali lipat ganda. 

Pertama dalam sokong menyokong itu bicara uang dan ada pernyataan bahwa pihak kepolisian memberikan izin 1 hari atu 2 hari perang lalu perundingan atau rekonsilasi. Pernyataan itu bukan bentuk pengayoman, justru memberi ruang supaya masyarakat Papua dihabisi oleh masyarakat sendiri, seperti teori Hobes & all tadi. Pembiaran ini juga sekarang sedang terjadi di Wamena dan masyarakat tanpa sadar, dengan penuh semangat mendroping alat perang teradisional. Nanti saat demo baru pemerintah melalui kemanan terlalu agresif dan cepat bubarkan seakan ada perang. Ruang demokrasi dibungkam. Gereja yang sebagai pelindung dituduh bermacam-macam bahasa dengan stikmah-stikmah Negara. Sementara beberapa tahun belakangan ini di Wamena, dengan begitu ketatnya pemerintah, masyarakat bawa alat kerja, alat pemburu semua disita oleh gabungan TNI/Polri dan Satpol PP. Pada perang suku antara masyarakat Nduga vs Lani Jaya ketika mobilisasi alat perang teradisional, tidak buat apa-apa dan itu adalah pembiaran pemerintah.

Kedua berjatuhan korban nyawa manusia, hewan, rumah dan harta kekayaan atau benda lainnya. Nanti setelah mengalami kehabisan lalu datang seakan-akan sedang mengayomi dan memberikan berbagai bantuan logistik tanpa memikirkan tentang mereka yang menjadi korban tewas dan keluarga korban yang ditinggalkan. Permainan ini sama dengan binatang yang punya akal tapi tidak punya perasaan nurani.

Pikul alat perang teradisional kejadian perang suku di Wamena antara masyarakat Nduga vs Lani Jaya. Sumber foto dari gurup WA.

Pertanyaan pembimbing

  1. Apa pentingnya perang suku?
  2. Bagimana kondisi masyarakat kalo perang suku terjadi terus menerus?
  3. Apakah ada dampak yang siknifikan dibalik perang suku?
  4. Apa yang Alkitab ajarkan?


Sumber:

  1. Jhon, Asso. 'Hetang Wem' Dampak Perang Suku Terhadap Iman Warga Jemaat di Bakal Klasis GKI Balim Selatan; STFT GKI I.S. Kijne; Jayapura, 2019.
  2. __________. Mitologi Perang Suku Hubula Kab. Yahukimo Distrik Mugi di Hetang; Jurnal: 'Heyakhe' Arkeologi Papua, Vol. VIII. Jayapura Desember, 2019.
  3. Joyce, Meyer. Pikiran adalah Medan Perang, Jakarta, 2010.


Wednesday, December 8, 2021

Berawal Dari "Kamu Bisa"

 Kata bisa adalah sebuah dorongan ketika itu dirinya tidak mampu. Bisa juga sering dipakai para leader perusahaan ketika itu jatuh atau bangkrut. Ada kisa sewaktu seorang mahasiswa di bangku kuliah dan ketika itu latihan paduan suara. Konektor telah menemukan dia adalah pas suara Bas, tetapi dia sendirinya tidak menemui dirinya baik bahwa saya memiliki suara apa. Bas kah, tenor? Sebab altor dan sofran biasanya di isi oleh kaum wanita (suara perempuan). Dari hari ke hari sama saja, sulit akan menemukan dirinya. 

Lebihnya dihadapan tim ketika ia terus bersalah dalam bernyanyi. Ketika membuat teman-temannya ada yang marah, ada yang ketawa.

Singkatnya dengan berkat usaha kontaktor PS, proses yang cukup lama dan panjang itu, pria itu telah merubah dan menemukan dirinya bahwa saya tepatnya di suara bas dalam tim paduan suara /PS. Hal ini terjadi oleh dorongan kata "kamu bisa" oleh konduktor PS.

Kami memiliki dia hampir kisa yang sama dan tidak diperhitungkan baik oleh banyak orang. Sering aneh, sering bohong dan sering pulang cengeng oleh berbagai faktor. Ia sulit akan menemukan dirinya. Sepertinya ia berjalan tanpa tujuan.Dibalik itu Tuhan mempunyai maksud tentangnya. 

Ps. John Jonggah adalah salah satu yang diutus TUHAN untuk melayani umat di Papua, walaupun beliau bukan orang Papua. Pastor Jonggah memiliki nurani dan cinta kasih yang dalam seperti Allah lakukan (Yoh. 3:16), dimana ia bertugas, ia juga melayani umat dengan setulus hati dan penuh tanggung jawab. Terutama dalam melihat dinamika sosial masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi tetapi juga pembelaan HAM, sebagai propetis pastor/gembala.

Dari semua cerita Ps. Jonggah, Bernadus adalah anak yang satu-satunya dikasihi Pastor. Apapun, bagaimanapun, beliau terus bekerja keras untuk menjadi manusia yang berguna. Waktu Bernadus sekolah di Wamena, untuk SD hanya di SD YPK Kanaan Syokosimo. Selanjutnya namanya SMP s/d SMA jadikan sekolah singgah-singgah. Jadi ceritanya, ketika di satu sekolah kelas 1, maka kelas dua sudah pindah sekolah. Sekolahnya hampir dari dalam kota Samapi luar kota sudah menginjakkan selama 6 tahun.